Minggu, 09 Agustus 2009

SURVIVAL

LIMA KEMAMPUAN DASAR SURVIVAL

Survival adalah kegiatan bertahan hidup di alam terbuka dengan peralatan seadanya. Lalu, apa yang harus dipersiapkan untuk mengikuti survival?

Menurut Patrick E McHugh, ahli survival dari Amerika Serikat hal terpenting dalam survival adalah memanfaatkan fungsi telinga dan otak Anda. Jadi Anda tidak perlu panik melakukan kegiatan tersebut, jika Anda memiliki kecerdasan yang cukup untuk menggunakan lima elemen dasar dalam survival. Kelima elemen dasar itu adalah:

Api. Api berperan penting dalam survival, baik dipakai untuk membuat minuman, memasak makanan, memberikan sinyal bahaya, sarana penghangatan, penerangan, menjaga diri dari hewan buas, maupun sebagai sarana persahabatan. Ada dua cara untuk mendapatkan api itu, yaitu dengan cara alami dan pemakain alat (korek api). Yang perlu Anda ingat, untuk menciptakan panas, ternyata api kecil mampu memberikan kehangatan yang lebih dibanding api besar. Untuk membuat api, Anda bisa mencari potongan-potongan kayu. Kumpulkan secukupnya lalu berilah sedikit minyak untuk memulai pembakaran.

Pelindung. Pelindung diartikan sebagai apa pun yang mampu melindungi tubuh dari sengatan matahari, dingin, angin hujan atau pun salju. Baju adalah pelindung pertama tubuh Anda. Pakailah baju yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jika panas gunakan baju yang tipis. Sebalikanya jika cuaca sedang dingin pakailah baju tebal (hangat). Kenakan jas hujan bila turun hujan.

Sinyal. Sinyal yang dimaksudkan di sini adalah segala sesuatu yang bisa dijadikan alat untuk meminta pertolongan seperti api, cermin, lampu senter, bendera dan apa pun yang bisa Anda pergunakan. Ada berbagai cara yang bisa Anda pakai untuk memberikan sinyal. Jika Anda ingin memanfaatkan api untuk sinyal maka berhati-hatilah jangan sampai terjadi kebakaran. Gunakan sinyal cermin jika Anda melihat pesawat atau orang pada jarak yang cukup jauh. Sedangkan bila malam tiba Anda bisa menggunakan lampu senter untuk memberi sinyal. Atau bisa pula Anda minta perhatian dengan cara membuat asap dengan pembakaran. Selain itu, Anda bisa meminta pertolongan dengan menggunakan batu, balok atau kain yang berwarna mencolok.

Makanan dan minuman. Makanan dan minuman adalah hal vital dalam survive. Karena itu, Anda harus pandai memanfaatkan persediaan air dan minuman yang sangat terbatas. Cobalah minum jika sedang haus atau sore hari. Pasalnya, Anda bisa hidup tiga hari lebih tanpa air. Sehaus apa pun jangan sekali-kali minum air kencing karena berbahaya buat kesehatan Anda. Selain itu, perhatikan soal makanan. Jangan sembarang makan tumbuhan yang Anda belum mengenalnya.

Pertolongan pertama. Pertolongan pertama yang dimaksud di sini bukan berarti obat-obatan dari dokter, tetapi bagaimana Anda bertindak untuk tetap hidup. Mungkin Anda sudah mengenal istilah STOP, yaitu Sit (duduk), Think (berpikir), Observe (mengamati) dan Plan (merencanakan). Di sini dibutuhkan kemampuan berpikir dari Anda untuk membuat pertolongan yang jitu. Analisa kebutuhan yang diperlukan sebelum Anda melakukan perjalanan, cek daftar obat serta bawalah obat standar untuk kebutuhan pribadi Anda. Pastikan pula Anda bisa menggunakan obat atau peralatan yang Anda bawa

TERSESAT DAN CARA MENGHADAPINYA

Selama dalam pendakian, ada baiknya memperhatikan keadaan alam sekitar yang bisa dijadikan tanda yang tidak mudah dilupakan, seperti tumpukan batu raksasa, pohon besar dan tinggi, pohon tumbang, dan aliran sungai. Tanda-tanda alam tersebut bisa digunakan sebagai rambu pemandu kejalur semula bila kebetulan tersesat. Bila berada pada suatu ketinggian, tiba-tiba mendengar suara musik, suara azan, suara deru motor, atau melihat cahaya lampu yang seolah-olah jaraknya tidak jauh, apalagi pada malam hari, sebenarnya kondisi seperti itu hanya tipuan pada pendengaran dan penglihatan, ketika kondisi fisik sudah melemah dan mental menurun. Oleh karena itu, timbul keinginan untuk secepatnya menuju kearah datangnya suara atau sinar tadi. Tanpa disadari kita sudah keluar dari jalur yang mengakibatkan terjebak pada situasi medan yang menyesatkan. Jangan coba-coba melakukan jalan pintas atau potong kompas kalau tidak tahu tehniknya, apalagi bila tidak membawa peta dan kompas.

Perjalanan yang menyesatkan bisa juga karena mengikuti aliran sungai. Memang betul aliran sungai dari gunung aka mengalir kedataran rendah, mungkin juga melintasi sebuah perkampungan penduduk. Tapi harus diingat bahwa aliran sungai umumnya memiliki jeram atau air terjun yang dapat menyulitakan bahkan menyesatkan.

Bila kita sudah menyadari telah salah jalur atau tersesat, yang pertama harus kita lakukan adalah jangan panik!! lebih baik berhenti dan istirahat dulu (minum air, makan sepotong coklat) Sambil memberi tanda lokasi istirahat dengan tanda yang mencolok/mudah diingat, seperti: mengikat batang/ranting perdu, mematahkan beberapa ranting pohon/perdu, mengikat serumpun alang-alang, dan lakukan pengamatan medan sekitar.

Dari lokasi istirahat yang telah diberi tanda jejak tadi, cobalah berjalan kearah empat penjuru mata angin selama 15-20 menit. Bila belum ditemukan jalur resmi pada satu arah mata aingin setelah berjalan 15-20 menit, berilah tanda jejak pada lokasi tersebut. Kemudian kembali kelokasi semula yang telah diberi tanda jejak (lokasi istirahat). Demikian selanjutnya, pada arah mata angin yang lain bila jalur resmi belum ditemukan. Jarak dan waktu tempuh mencari jalur resmi bisa diperpanjang asalkan tidak lupa memberikan tanda-tanda jejak pada kawasan yang pernah dilewati. Bila tidak cukup waktu atau hari sudah menjelang sore, sebaiknya mulai mendirikan tenda kalau tidak ada dirikanlah shelter alam (bivak), jangan memaksakan diri melakukan pencarian jalur resmi dimalam hari, lebih baik digunakan untuk istirahat dan menambah kalori dengan makan dan minum. Baru keesokan harinya bisa dilanjutkan pencarian jalurnya.

Terkadang ada jalur yang tertutup semak belukar, alang-alang, dan pohon tumbang, karena jarang dilewati pendaki. Bila pencarian jalur resmi dilakukan dengan sabar dan tidak panik, percaya diri serta kal sehat, cepat atau lambat akan dapat ditemukan.

Kalau tersesatsebaiknya kita tenang dan ingat rumus : STOP

S = Stop/Seating:
Berhentilah dan beristirahat dengan santai, dan berusahalah untuk tidak panik, segera hilangkan kepanikan (kalau emang sudah panik). Kalo perlu makan coklat dulu biar tenang......

T = Thinking:
Berpikir secara jernih (logik) dalam situasi yang sedang dihadapi.

O = Observation:
Lakukan pengamatan/observasi medan disekitar kita, kemudian tentukan arah dan tanda-tanda alam yang dapat kita mamfaatkan atau yang harus kita hindari.

P = Planning:
Buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila kita sudah memutuskan sesuatu yang akan kita lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar