Minggu, 09 Agustus 2009

NAVIGASI DARAT


NAVIGASI DARAT

“Kemampuan Navigasi yang baik akan membuat seorang pendaki gunung bisa menemukan jalur pendakian yang benar saat berada di hutan gunung yang lebat” Hendri Agustin

Bagi pencinta alam dan penggiat alam bebas, secara khusus pendaki, pengetahuan akan Navigasi Darat merupakan sesuatu yang mutlak untuk dimiliki. Navigasi Darat berguna untuk mengetahui posisi kita di peta atau di medan yang sedang kita jelajahi. Navigasi Darat juga berguna untuk mengetahui rute atau objek yang kita cari di peta atau di medan lapangan. Pengetahuan bernavigasi darat ini berguna bila suatu saat tenaga kita di perlukan untuk usaha-usaha pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan atau tersesat di gunung dan hutan, serta bencana alam.

NAVIGASI adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya ataupun di peta.

Oleh sebab itu, pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya haruslah dipahami.

A. PETA

PETA adalah penggambaran dua dimensi seluruh atau sebagian dari permukaan bumi dilihat dari atas yang terlukis (diproyeksi) pada bidang yang datar dengan perbandingan/perkecilan tertentu.. Peta sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya. Untuk keperluan navigasi darat, umumnya dipakai peta topographi.

1. JENIS-JENIS PETA

a. Peta Bagan

Peta bagan merupakan suatu gambaran medan yang tidak menggunakan perhitungan ilmu pasti. Peta bagan ada yang di buat sendiri dan ada yang dibuat oleh dinas topografi. Peta bagan yang di buat sendiri merupakan peta perjalanan yang biasa digunakan oleh para pegiat alam bebas (pencinta alam), kegiatan kepramukaan dll.

Selain itu, peta bagan yang di buat sendiri merupakan suatu penggambaran medan berupa corat-coretan yang tidak menggunakan ilmu pasti dan tentu saja di ragukan akurasinya.

b. Peta Topographi

Kata topografi berasal dari bahasa Yunani, Topos yang berarti tempat dan Graphi yang berarti menggambar. Peta Topographi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis konturdimana setiap kontur mewakili satu ketinggian. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Pada peta Topographi disertakan pula berbagai keterangan yang akan membantu mengetahui secara lebih jauh mengenal daerah permukaan bumi yang terpetakan.

Peta topografi di Indonesia ada tiga jenis, diantaranya:

Jenis

Peta Topografi

Ciri-ciri

Pembuat/penerbit

Bahasa

Warna

Peta Topografi

Lama

Diterbitkan oleh Pemerintah Belanda (Sebelum PD-2)

Bahasa Belanda

Cetakan berwarna Hitam

Peta Topografi

Peralihan

Di terbitkan oleh US ARMY (Pada saat PD-2)

Bahasa Belanda dan Inggris

Cetakan berwarna Biru

Peta Topografi

Baru

Di terbitkan oleh Bakorsurtanal

Bahasa Indonesia

Cetakan berwarna Biru, sekarang beraneka warna

Keterangan pada Peta Topographi:

1) Judul peta

Judul peta terdapat pada bagian atas tengah peta yang menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan. Lokasi berbeda maka judulnya akan berbeda pula.

2) Nomor peta

Biasanya dicantumkan di sebelah kanan atas peta, sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, nomor peta juga berguna sebagai petunjuk bila kita memerlukan daerah lain di sekitar daerah yang terpetakan. Biasanya di bagian bawah disertakan juga indeks nomor yang mencantumkan nomor-nomor peta yang ada di sekeliling peta tersebut.

3) Koordinat peta

Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus.

Sistem koordinat yang resmi di pakai ada dua, yaitu:

- Koordinat Geograpfis

- Koordinat Grid

grid 2grid 1

4) Kontur

- Kontur adalah garis khayal yang menghubungan titik-titik berketinggian sama dari permukaan laut.

- Kontur sangat penting diperhatikan karena ini menentukan rute yang bakal ditempuh dan seseorang dapat mengetahui bagian-bagian bumi yang curam, landai atau datar.

- Garis kontur yang jaraknya agak jarang itu menandakan kalau medan tersebut landai atau datar.

- Garis kontur yang jaraknya sangat rapat atau menempel satu sama lainnya, artinya medan tersebut sangat curam atau tebing.

kontur

Jarak Kontur = 1/2000 X SP

Garis kontur melekuk ke arah dalam di sebut Lembah (A-B)

Garis kontur melekuk ke arah luar di sebut punggungan gunung (C-D)

5) Skala peta

Skala peta : Perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di medan sebenarnya.

- Skala angka

- Skala garis

skala

Berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak horizontal sebenarnya.

- 1: 25.000 berarti 1 cm jarak di peta = 25.000 cm (250 m) jarak horozontal di medan sebenarnya

- 1: 50.000 berarti 1 cm jarak di peta = 50.000 cm (500 m) jarak sebenarnya

6) Tahun peta

Peta topographi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut, semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan akan semakin akurat.

7) Arah peta

Yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta. Cara paling mudah yaitu dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah arah utara peta. Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat penunjuk arah utara peta, utara sebenarnya dan utara magnetis. Utara sebenarnya menunjukkan arah Kutub Utara Bumi. Utara Magnetis menunjukan Kutub Utara Magnetis Bumi. Kutub Utara Magnetis bumi letaknya tidak bertepatan dengan Kutub Utara Bumi, kira-kira di sebelah utara Kanada di Jasirah Boothia. Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub Magnetis bumi bergeser dari tahun ke tahun. Utara Magnetis adalah arah Utara yang ditunjukkan oleh jarum Magnetis Kompas. Untuk keperluan praktis, Utara Peta, Utara Sebenarnya dan Utara Magnetis dapat dianggap sama. Untuk keperluan yang lebih teliti perlu dipertimbangkan adanya peta Ikhtilaf Magnetis, Ikhtilaf Peta Magnetis dan Variasi Magnetis.

- arahUtara sebenarnya (TN) : Mengarah pada kutub Utara dan sesungguhnya menggambarkan garis lintang bola dunia (Globe), dalam perjalanan tidak perlu diperhatikan.

- Utara Peta (GN) : Sebagai

- Garis Vertikal pada peta, merupakan proyeksi garis lintang dan bujur dunia pada bidang datar (Peta).

- Utara Magnetis (MN) : Arah yang ditunjuk oleh Jarum Kompas, tidak tepat ke arah Kutub Utara, tetapi ke Jazirah Boothia di Utara Kanada.

8) Ikhtilaf Peta/Deeklinasi (IP)

Sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan utara peta

9) Ikhtilaf Magnetis (IM)

Sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan utara magnetis.

10)Ikhtilaf Peta Magnetis

Sudut yang dibentuk antara utara peta, utara, dan utara magnetis

11)Variasi Magnetis

Perubahan/pergeseran letak kutub magnetis bumi per tahun.

Tempat memperoleh peta topographi

Sampai saat ini ada tiga instansi yang dapat mengeluarkan peta topographi untuk masyarakat umum, yaitu:

1) Direktorat Geolog, Jl. Diponegoro Bandung

Mengeluarkan beberapa seri peta topographi, yaitu peta buatan dinas topographi Belanda (Topografische Dienst, ,Batavia dan Topografische Inlichting, Batavia) hasil pemetaan tahun 1920-an. Seri peta topogrgaphi buatan US Army Map Service, Far East (biasa disebut peta AMS), hasil pemetaan tahun 1960-an.

2) Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

(Bakosurtanal) di Cibinong, Jabar menerbitkan peta topographi seri tersendiri yang dibuat tahun 1970-an dan merupakan peta berwarna. Peta Sumatera 1 : 50.000 berwarna hampir seluruhnya selesai. Untuk Jawa akan diterbitkan peta 1 : 25.000 berwarna, namun baru sampai daerah Ujung Kulon. Irian 1 : 100.000 bekerjasama dengan Australia dan Inggris, berwarna.

3) Pusat Survey dan Pemetaan ABRI (PUSURTA)

Mempunyai dan membuat peta-peta topographi yang rinci.

Permohonan peta topographi harus menggunakan izin khusus.

  1. MEMBACA PETA

Yang terpenting dalam bernavigasi adalah kemampuan untuk menginterpretasikan peta, yaitu kemampuan membaca peta dan membayangkan keadaan medan sebenarnya. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa sifat garis kontur yaitu;

1) Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi, kecuali disebutkan untuk hal-hal tertentu, misalnya kawah.

2) Garis kontur tidak pernah saling bepotongan.

3) Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap walaupun kerapatan kedua garis berubah-ubah.

4) Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedang daerah terjal/curam mempunyai kontur rapat.

5) Punggungan gunung/bukit terlihat dip eta sebagai rangkaian kontur berbentuk U dan ujungnya melengkung menjauhi puncak.

6) Lembah terlihat dip eta sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak.

  1. MENENTUKAN KETINGGIAN TEMPAT

1) Lihat interval kontur peta dan hitung ketinggian tempat yang ingin diketahui. Biasanya dipakai rumus umum

interval kontur = 1/2000 skala peta

tetapi rumus ini tidak selalu benar. Peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya berskala 1:50.000(interval kontur 25 meter), tetapi kemudian diperbesar menjadi berskala 1:25.000 dengan interval tetap 25 meter. Dalam suatu misi SAR gunung hutan misalnya, sering suatu peta diperbesar dengan cara foto copy. Untuk itu, interval kontur peta tersebut harus tetap ditulis. Peta keluaran Bakosustranal (1:50.000) membuat kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 meter (kontur tebal untuk ketinggian 750, 1.000, 1.250 meter dst.), atau setiap selang 10 kontur. Peta Direktorat Geologi Bandung tidak seragam ketentuan ketebalan garis konturnya. Dengan demikian tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk penentuan garis kontur tebal.

2) Bila ketinggian kontur tidak dicantumkan, maka kita harus menghitung ketinggian suatu tempat dengan cara:

- Cari dua titik berdekatan yang harga ketinggiannya tercantum.

- Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa kontur sellisih kontur yang terdapat pada kedua titik tarsebut (jangan menghitung kontur yang sama harganya bila kedua titik terpisah oleh lembah)

- Dengan mengetahui selisih ketinggian dua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah kontur yang terdapat, dapat dihitung berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat).

- Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian (bila kontur terdekat itu berada diatas titik, maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian. Bila kontur berada dibagian bawah, harganya lebih kecil). Hitung harga kontur terdekat itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui di atas.

3) Titik Triangulasi

Selainmenghitung garis kontur kita dapat juga mengetahuti ketinggian suatu tempat dengan batuan titik ketinggian. Titik ketinggian ini biasa disebut dengan titik triangulasi, yaitu suatu atau benda berupa pilar/tonggak yang menyatakan tinggi

mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan oleh jawatan – jawatan pembuat peta topografi untuk menetukan suatu ketinggian tempat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu pembuatan peta.

  1. MENGENAL TANDA MEDAN

Disamping tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta topografi kita bisa menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok di lapangan dan mudah dikenali di peta, yang akan kita sebut sebagai tanda medan. Beberapa tanda medan dapat Anda baca dari peta sebelum Anda berangkat ke loaksi, tetapi harus Anda cari di lokasi seperti:

- Puncak gunung atau bukit, punggungan gunung, lembah antara dua puncak, dan bentuk-bentuk tonjolanlain yang menyolok.

- Lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing di tepi sungai.

- Belokan jalan, jembatan (perpotongan sungai dan jalan), ujung desa, simpang jalan.

- Di daerah dataran atau rawa- rawa biasanya sukar mendapat tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat dipakai sebagai tanda medan. Pergunakan belokan- belokan sungai, cabang-cabang sungai, muara- muara sungai kecil.

- Dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing, delta, dan sebagainya, dapat dijadikan sebagai tanda medan.

B. KOMPAS

1. Guna Kompas

image002Kompas adalah alat penunjuk arah. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan selalu menunjukan arah Utara – Selatan. Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut adalah Utara Magnetis bumi. Jadi bukan Utara Bumi sebenarnya.

2. Bagian-bagian Kompas

Secara fisik kompas terdiri dari:

a. Badan, tempat komponen-komponen berada.

b. Jarum, selalu menunjuk arah Utara – Selatan pada posisi bagaimanapun (dengan syarat kompas tidak dipengaruhi oleh medan magnet lain dan jarum tidak terhambat perputarannya).

c. Skala Penunjuk, menunjukan pembagian derajat sistem mata angin.

3. Jenis-jenis Kompas

Dalam suatu perjalanan biasanya hanyak 3 jenis yang ada, tetapi yang sering di pakai adalah 2 jenis, yaitu:

a. Kompas Bidik (Prisma)

b. Kompas Orienting (Silva)

4. Pemakaian Kompas

Kompas dipakai dengan posisi Horizontal sesuai dengan arah garis medan Magnet Bumi. Dalam memakai Kompas, perlu dijauhkan dari pengaruh benda-benda yang mengandung logam, seperti pisau, golok, karabiner, tiang tenda, jam tangan dan lainnya. Benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya akan berkurang.

C. TEKNIK PETA & KOMPAS

1. Orientasi Peta

Orientasi adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya. Untuk keperluan orientasi ini kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada di lokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat di mana terletak gunung, bukit, sungai ataupun tanda-tanda medan lainnya. Untuk keperluan praktis, Utara Kompas (UM) dapat dianggap satu titik dengan Utara Sebenarnya tanpa memperhitungkan adanya Deklinasi.

Langkah-langkah Orientasi Peta:

Cari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang mencolok. Letakan peta pada bidang datar. Samakan Utara Peta dengan Utara Kompas, dengan demikian letak Peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi. Orientasi cari tanda-tanda medan yang paling menonjol di sekeliling dan temukan tanda-tanda tersebut di dalam peta.

Lakukan beberapa tanda medan. Ingat tanda-tanda itu bentuknya dan tempatnya di medan sebenarnya maupun di peta.

Lakukan Orientasi Peta:

Cari tanda medan yang mudah di kenali di lapangan dan di peta, minimal 2 (dua) buah. Dengan busur dan penggaris buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta dan hitung penelusurannya. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta

2. Arah Perjalanan

Untuk mengetahui arah perjalanan dengan menggunakan Kompas tersebut adalah benar atau tidak kita menggunakan teknik yang disebut Azimuth dan Back Azimuth. Dan juga kita pergunakan rumus:

Xo <>o = Xo + 180o

Xo > 180o = Xo - 180o

Cara :

Kompas kita bidikan ke arah belakang, yaitu ke arah kita memulai perjalanan tadi, sesuaikan dengan rumus tersebut.

Azimuth dan Back Azimuth

Azimuth : Sudut antara satu titik dengan arah Utara dari seseorang pengamat, disebut juga sudut kompas. Bila kita berjalan dari satu titik ke titik yang lain dengan sudut kompas tetap (Istilah kerennya itu ialah “potong kompas”). Maka harus diusahakan agar lintasannya berupa satu garis lurus. Dan untuk menggunakan Back Azimuth pada prinsipnya berada pada satu garis lurus dengan cara membidikkan kompas ke muka dan ke belakang pada jarak tertentu. Langkah-langkahnya:

1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (Sudut Kompas). Hitung juga sudut dari titik akhir ke titik awal, kebalikan arah perjalanan. Sudut yang terakhir ini adalah sudut back azimuth.

  1. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan (Pohon besar, pohon tumbang, longsoran tebing, susunan pohon yang khas, ujung kampung, dan sebagainya).
  2. Bidikan kompas sesuai dengan arah perjalanan kita. Perhatikan tanda medan lain di ujung lintasan yang akan di lalui pada arah itu.
  3. Setelah sampai pada tanda medan itu, bidikan kompas kembali ke belakang (sudut back azimuth) untuk mencek apakah anda berada pada lintasan yang diinginkan. Bergeserlah ke kiri atau ke kanan untuk mendapatkan ‘back azimuth yang benar’.
  4. Seringkali tidak ada tanda medan yang dapat di jadikan sasaran. Dalam hal ini, anda dan seorang rekan dapat berfungsi sebagai tanda tersebut.

Analisa Perjalanan

Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan yang akan dilalui, dengan cara mempelajari peta yang dipakai. Yang perlu dianalisa adalah jarak, waktu dan tanda-tanda meda.

  1. Jarak, ini adalah jarak sebenarnya yang ditempuh bukan jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan) Lintasan yang akan di tempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalikan dengan skala untuk memperoleh jarak sebenarnya.
  2. Waktu, bila sudah dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut.
  3. Tanda medan, cari dan ingat tanda-tanda medan di peta yang mungkin bisa menjadi pedoman dalam menempuh perjalanan.
  4. Medan tidak sesuai peta, jangan terlalu cepat membuat kesempilan bahwa petanya salah. Memang banyak sungai-sungai kecil yang tidak tergambar di peta karena sungat terebut kering ketika musim panans. Ada kampung yang sudah berubah, jalan setapak yang hilang dan banyak perubahan-perubahan lainnya yang mungkin terjadi. Bila kita tidak menemukan ketidaksesuaian antara peta dedngan kondisi lapanngan baca kembali peta dengan teliti, cari tanda-tanda medan yang bisa dikenali. Jang terpaku hanya pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal lain yang dapat di analisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah (mengikuti punggungan yang salah, menyusuri sungai yang salah atau salah melakukan resection).

3. Resection

Menentukan posisi kita di Peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda di medan yang dikenali. Teknik Resection membutuhkan alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda Medan. Tidak seluruh tanda di medan harus dibidik. Jika kita sedang berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu mencari suatu tanda medan lainnya yang dibidik.

Contoh:

image002Titik identifikaksi adalah titik A & B, di mana azimuthnya A= adalah sebesar 185o , maka back azimuthnya 185o–180o = 5o dan titik B dengan azimuth 70o maka back azimuthnya didapat 70o + 180o = 250o . Pada peta ditarik garis dari titik identifikasi A & B dengan sudut sebesar 5o dan 250o . Perpotongan kedua garis tersebut adalah kedudukan kita.

4. Intersection

image002Menentukan suatu titik (Benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda di medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui dan memastikan posisi suatu benda yang terlihat di lapangan. Tetapi sukar untuk dicapai. Pada Intersection, kita harus sudah yakin pada posisi kita di peta.

Langkah-langkah Intersection:

· Lakukan Orientasi dan pastikan posisi kita di peta.

· Bidik Obyek yang telah kita amati.

· Pindahkan sudut yang di dapat ke peta

· Lalu bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta

· Perpotongan garis perpanjangan dari sudut-sudut yang di dapat adalah posisi obyek yang di maksud

MENENTUKAN ARAH TANPA KOMPAS

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menentukan arah apabila kompas tidak tersedia atau tidak dapat berfungsi dengan memperhatikan tanda-tanda alam, misalnya:

· Kuburan muslim menghadap Utara

· Mesjid menghadap kiblat, untuk Indonesia mengarah Barat Laut

· Bagian pohon yang berlumut tebal menunjukan arah Timur, karena sinar matahari yang belum terik pada pagi hari

· dll

ALTIMETER

image002Altimeter merupakan alat pengukur ketinggian yang bisa membantu menentukan posisi. Pada medan yang bergunung tinggi kompas sering tidak banyak digunakan, altimeter akan lebih bermanfaat. Dengan menyusuri punggungan-punggungan yang mudah dikelai peta, altimeter akan lebih berperan dalam perjalanan. Yang harus diperhatikan dalam pemakaian altimeter:

· Setiap altimeter yang dipakai harus di kalibrasi. Periksa ketelitian altimeter di titik-titik ketinggian yang pasti.

· Altimeter sangat sensitive terhadap guncangan, cuaca dan perubahan temperatur.

PROTAKTOR

Protektor merupakan alat penunjang untuk navigasi darat. Protektor berfungsi untuk melakukan ploting di peta setelah kita mendapatkan sudut kompas.

ALAT TULIS

Sebagai penunjang dalam mempelajari navigasi darat atau sedang bernavigasi, sudah barang tentu kita membutuhkan alat penunjang yakni alat tulis. Alat tulis yang ideal di gunakan antara lain,

ü pulpen (OHP) tiga warna

ü Pensil mekanik

ü Penggaris stainless

ü Plastik jilid (Transparan)

GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar